Halo, perkenalkan ini anak kami. Nggak kelihatan ya? Iya, karena usianya baru 5 bulan pas Desember kemarin. Kami biasa memanggilnya Eyo, karena menurut perkiraan dokter, dia laki-laki. Nggak ada artinya apa-apa sih panggilan ini, Cuma dulu waktu ketauan hamil, sengaja manggilnya Eya/Eyo, tapi pas udah diperiksa kata bu dokternya cowok, sejak itu kami berdua memanggilnya Eyo. Eyo adalah hadiah natal dari Tuhan untuk saya dan suami. Bukannya 25 Desember ulang tahun Tuhan Yesus? Hehe…iya, Dialah yang berulang tahun, tapi justru Dia-lah yang selalu memberikan hadiah untuk saya. Dan tahun ini menjadi sangat istimewa karena saya bisa merayakan Natal, hari kelahiran-Nya tidak saja dengan mantan pacar yang sekarang menjadi suami saya, tetapi juga dengan Eyo.
Eyo sekarang sudah bisa nendang-nendang mama. Biasanya terjadi kalau saya sedang tiduran atau dalam keadaan tidak melakukan aktivitas apapun. Perut seperti terasa kedutan di sana-sini, kadang juga bermanuver jumpalitan keliling-keliling perut mama. Eyo juga sudah tahu kalau dipanggil namanya, atau kalau tangan saya usap-usapkan di perut sebelah kiri misalnya, maka Eyo akan merespon dengan menendang. Saya baru bisa merasakannya dengan kuat satu bulan terakhir. Sungguh luar biasa! Hadiah Natal istimewa dari Tuhan. Satu hal yang membuat saya terpana sendiri di depan kaca tiap hari adalah, melihat Eyo tumbuh semakin besar. Perut saya pun semakin membuncit. Ya Tuhan….ini adalah sesuatu yang lama saya angankan, apakah saya pun akan mengalaminya? Dan ternyata….ya, saya sedang mengalaminya. Terima kasih Tuhan. Selain itu, perubahan lainnya adalah tiap bangun dari tidur, saya memerlukan tenaga ekstra untuk beranjak dari tempat tidur dengan teknis tertentu tentunya karena kalau tidak maka saya tidak akan sukses bangun, mungkin malah nggelimpang ke belakang alias terkapar lagi, saking bobot badan bertambah. Hehe…kadang juga perut terasa kram, keras sekali dan kaki membengkak. Biasanya terjadi kalau saya terlalu lama berdiri. Itu adalah pertanda saya harus segera beristirahat. Begitulah secuplik gambaran perubahan fisik saya, beberapa kg lebih tambun tetapi mengasyikkan dan nikmat sekali.
Natal tahun ini memang berbeda, untuk saya. Meskipun ritualnya tetap sama, ke gereja, lalu makan bersama – kini bersama suami dan Eyo. Yang lain adalah, tahun ini keluarga besar saya tidak berkumpul merayakan bersama-sama. Agak sedih juga, karena Natal adalah momen pas yang selalu dipakai untuk bereuni anggota keluarga besar, namun karena masing-masing mempunyai jadwal untuk beracara sendiri, maka acara tahunan itu tidak terlaksana. Mudah-mudahan tahun yang akan datang.
Tahun ini pun, kami tidak bisa pulang ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tempat kelahiran suami saya, karena kondisi saya yang sedang hamil, apalagi kami baru saja bertandang ke sana November lalu. Lebih baik, menabung saja hehe…sambil menyongsong hadirnya kado Natal hidup dari Tuhan ini. Kalau semua lancar, saya akan melahirkan bulan April 2008. Doakan yach!
Eyo sekarang sudah bisa nendang-nendang mama. Biasanya terjadi kalau saya sedang tiduran atau dalam keadaan tidak melakukan aktivitas apapun. Perut seperti terasa kedutan di sana-sini, kadang juga bermanuver jumpalitan keliling-keliling perut mama. Eyo juga sudah tahu kalau dipanggil namanya, atau kalau tangan saya usap-usapkan di perut sebelah kiri misalnya, maka Eyo akan merespon dengan menendang. Saya baru bisa merasakannya dengan kuat satu bulan terakhir. Sungguh luar biasa! Hadiah Natal istimewa dari Tuhan. Satu hal yang membuat saya terpana sendiri di depan kaca tiap hari adalah, melihat Eyo tumbuh semakin besar. Perut saya pun semakin membuncit. Ya Tuhan….ini adalah sesuatu yang lama saya angankan, apakah saya pun akan mengalaminya? Dan ternyata….ya, saya sedang mengalaminya. Terima kasih Tuhan. Selain itu, perubahan lainnya adalah tiap bangun dari tidur, saya memerlukan tenaga ekstra untuk beranjak dari tempat tidur dengan teknis tertentu tentunya karena kalau tidak maka saya tidak akan sukses bangun, mungkin malah nggelimpang ke belakang alias terkapar lagi, saking bobot badan bertambah. Hehe…kadang juga perut terasa kram, keras sekali dan kaki membengkak. Biasanya terjadi kalau saya terlalu lama berdiri. Itu adalah pertanda saya harus segera beristirahat. Begitulah secuplik gambaran perubahan fisik saya, beberapa kg lebih tambun tetapi mengasyikkan dan nikmat sekali.
Natal tahun ini memang berbeda, untuk saya. Meskipun ritualnya tetap sama, ke gereja, lalu makan bersama – kini bersama suami dan Eyo. Yang lain adalah, tahun ini keluarga besar saya tidak berkumpul merayakan bersama-sama. Agak sedih juga, karena Natal adalah momen pas yang selalu dipakai untuk bereuni anggota keluarga besar, namun karena masing-masing mempunyai jadwal untuk beracara sendiri, maka acara tahunan itu tidak terlaksana. Mudah-mudahan tahun yang akan datang.
Tahun ini pun, kami tidak bisa pulang ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tempat kelahiran suami saya, karena kondisi saya yang sedang hamil, apalagi kami baru saja bertandang ke sana November lalu. Lebih baik, menabung saja hehe…sambil menyongsong hadirnya kado Natal hidup dari Tuhan ini. Kalau semua lancar, saya akan melahirkan bulan April 2008. Doakan yach!
Lumayan, libur akhir tahun saya agak panjang, 2 mingguan! Rasanya memang membosankan meniti jam-jam tanpa melakukan sesuatu. Paling-paling, saya mencoba memasak, yang standar saja seperti tumis-tumisan. Lalu, bermain game di komputer. Permainan yang sedang saya gemari adalah Luxor, mirip-mirip Zuma. Tapi ada satu level yang selalu gagal saya lewati, alhasil saya pun didera bosan dengan Luxor. Untunglah ada komputer, dan untunglah ada blog, jadi saya masih bisa bercuap-cuap lewat tulisan. Beberapa kali mengecek e-mail, sepi sekali. Mungkin orang masih menghabiskan liburan jadi malas berkirim kabar.
Oya, perayaan tahun baru kami juga agak beda karena dirayakan bertiga. Tepat jam 12 malam memasuki tanggal 1 Januari 2008, setelah suami melakukan ritual membunyikan mercon kembang api di luar rumah, kami lalu mengawali hari dengan makan pertama. Menunya B2 kecap, lalu kami tutup dengan doa ucapan syukur dan pengharapan di tahun depan. Pokoknya kami bertekad melestarikan kebiasaan ini kepada anak cucu kami nantinya, berapapun yang bisa berkumpul nanti.
Oya, perayaan tahun baru kami juga agak beda karena dirayakan bertiga. Tepat jam 12 malam memasuki tanggal 1 Januari 2008, setelah suami melakukan ritual membunyikan mercon kembang api di luar rumah, kami lalu mengawali hari dengan makan pertama. Menunya B2 kecap, lalu kami tutup dengan doa ucapan syukur dan pengharapan di tahun depan. Pokoknya kami bertekad melestarikan kebiasaan ini kepada anak cucu kami nantinya, berapapun yang bisa berkumpul nanti.
Ehm…apa yang akan terjadi di tahun 2008? Akan banyak kejutan dan perubahan-perubahan yang bisa jadi sifatnya radikal pastinya, mudah-mudahan saya dan keluarga kecil saya ini mampu melewati fase-fase baru itu. Tuhan menolong kami……
No comments:
Post a Comment