Thursday, February 14, 2008

Lho, Kok Kenal?

Saya punya seorang teman sebut saja namanya Umi. Dia orangnya kelewat pendiam (kalau belum kenal), tapi sekalinya udah kenal waduh lancaaaaar bangat bercerita. Nah, dia punya kebiasaan khusus yang unik menurut saya. Selain unik, kebiasaan dia ini bikin orang lain sebal, kelewat sebal pokoknya. Setiap kali jalan dengan temannya entah berdua atau berbanyak orang, dan tiba-tiba salah satu dari teman Umi itu menyapa orang yang berpapasan di jalan, si Umi lalu cepat-cepat bertanya, “Lho kamu kok bisa kenal?” Pertanyaan ini bukannya membuat teman-teman Umi antusias ngejawab tapi lama-lama bikin eneg, ngapain sih nanya gitu segala. Urusannya apa, mau kenal kek enggak kek, kan bukan urusan Umi. Itu hampir selalu terjadi sampai-sampai seorang sobat Umi yang sering jalan bareng kalo beli makan (biasa anak kos) mengeluh, katanya jengkel banget jalan sama Umi. Habis orangnya suka mau tau, kok bisa kenal (emangnya yang bisa kenal orang lain cuma Umi?).
Dan itu saya buktikan sendiri lho. Suatu kali saya bercerita kalau saya punya teman di sebuah tim pecinta alam di kampusnya, di mana Umi jadi salah satu anggotanya. Kontan dia teriak, “Hah? Mbak kenal orang ini? Kok bisa? Ya ampuun…aku punya nomer HP-nya” Nah ini dia yang dibilang bikin sebal itu. Lha kalo kenal, so what gitu lho. Lalu dia berinisiatif mengirim sms ke orang yang saya kenal tadi (kebetulan sudah berada di luar kota). Saya bilang, lho kenapa harus dikroscek kalau saya kenal sama orang itu? Kesannya dia nggak percaya gitu lho saya kenal orang itu, masa sih saya bisa kenal? “Tenang aja mbak. Aku nggak bakalan macem-macem, cuma senang aja gitu lho. Dunia begitu sempit. Mbak bisa kenal sama orang ini. Aku cuma mau bilang ke orang itu kalau mbak teman aku juga.”Hahaha…betapa sederhananya. Yang selama ini bikin jengkel orang lain. Kebiasaanya itu, menurut pengakuannya ternyata berangkat dari kesukaannya merasakan betapa sempitnya dunia ini sehingga orang bisa terhubung atau kembali terkoneksi satu sama lain secara tidak sengaja. Semacam friendster di dunia yang sebenarnya lah. Nah dia itu sangat senang kalau sampai dia menjadi salah satu pelaku yang sukses mengkoneksikan antar orang yang sudah terpisah jauh. Itulah yang melatarbelakangi dia selalu nanya, “Kok bisa kenal? Gimana ceritanya?” dan ini yang bikin orang sebel mesti nerangin, kesannya kayak dia aja yang bisa kenal orang lain. Hehe…maaf ya Um, jangan tersinggung yach kalau kamu baca tulisan ini, tapi aku bener-bener baru ngeh alasan kamu yang suka nanya “Lho, kok kenal??” itu. Hehe…pisss ah….

No comments: