Tuesday, February 12, 2008

Ohh snapps I Don’t Recognize Myself!

Minggu lalu, saya periksa darah untuk keperluan general cek up sebelum melahirkan nanti. Ada satu hal yang saya tangkap mengenai diri saya. Apakah itu? Ternyata saya tidak betul-betul mengenali diri saya sendiri. Kisahnya begini. Sebelum cek darah, diadakan wawancara dengan bidan di rumah sakit dimana saya berencana melahirkan di situ, ada sederet pertanyaan menyangkut riwayat kesehatan. Mulailah beberapa pertanyaan dilontarkan, seperti “Anda alergi obat? Kalau ya, obat apa?” Saya bingung, apa pernah saya alergi terhadap obat tertentu. Dulu saya pernah menelan antibiotik lalu merasa pusing serasa ingin pingsan, tetapi saya bertanya-tanya waktu itu saya ingin pingsan karena belum makan atau karena obat itu? Saya lantas menjawab, “Kalau kafein? Soalnya saya nggak suka kopi. Bikin jantung berdebar.” Jawab bidan itu, “Oh itu minuman yang tidak disukai ya? Karena mengandung kafein dan bikin deg-degan. Oke.” Berarti saya tidak menjawab pertanyaan sebelumnya ya, malah menjawab pertanyaan yang belum diutarakan. Hehehe…
Kemudian ada lagi, golongan darah Anda? Saya jawab tegas, “O” lalu bidan itu menimpali, “Yakin??” Hahaha…gara-gara dia membalas dengan pertanyaan itu, saya justru jadi ragu lagi. Emangnya bisa ya golongan darah berubah? Soalnya setahu saya waktu SD dulu pernah dikasih kartu golongan darah setelah pemeriksaan golongan darah di sekolah dan menunjukkan O. Tapi itu udah lama sekali, apa mungkin berubah? Aaaah repot amat sih pemikiran saya, masa gitu aja gak mantap. Pertanyaan lain seperti, volume minum sehari berapa liter? Termasuk kalau berak normal atau encer, semua saya jawab dengan sebelumnya mengkerutkan alis tanda bertanya-tanya dalam diri sendiri.
Hari itu saya benar-benar menyadari bahwa saya tidak betul-betul mengenali diri saya sendiri. Mengenal dalam artian identitas diri saya berdasarkan riwayat kesehatan. Misalnya ya itu tadi, dalam sehari saya biasa minum berapa liter? Tekanan darah normalnya berapa, alergi obat apa, dsb semua itu hanya berdasarkan perkiraan saya saja.
Ingatan saya lalu menerawang pada seorang teman dari Romania. Saya tertarik dengan cara dia menerangkan dirinya suatu hari pada saya. Secara lancar dia menceritakan siapa dirinya, identitasnya di tengah keluarga, pekerjaannya, hobinya, kebiasaan jeleknya termasuk bagaimana ia mengukur dirinya secara fisik. “Tekanan darahku normalnya segini, dan kalau sedang tidak normal biasanya aku akan merasa begini, dsb. Kalau aku sakit ketika tidak berada di dalam negeri, biasanya aku akan mengurus dengan asuransi kesehatanku, aku kalau bisa akan memilih rumah sakit yang bisa kuklaim di negeriku. Dan seterusnya.”
Mulai sekarang, kayaknya bagus deh kalau saya punya catatan kecil mengenai biodata lengkap diri saya. Buat saya sendiri. Nggak cuma nyatet nama sampai hobi tapi juga riwayat kesehatan, mulai dari golongan darah, alergi kalau ada, tekanan darah normal, makanan dan minuman yang kudu dijauhi karena alasan kesehatan, sampai kebiasaan harian seperti minum berapa liter, makan berapa kali sehari, dan sebagainya hingga yang dianggap ‘tidak biasa’ dibicarakan lah pokoknya. Saya malu kalau harus ditanya balik sama orang lain atau dokter : “Yakin???” masa sama diri sendiri nggak yakin, gimana kepada orang lain??
So, know yourself well guys!

No comments: