Satu hal yang aneh, sejak melahirkan kok produktivitas saya menulis kok cenderung menurun ya? Bawaannya males aja. Padahal banyak banget yang bisa dishare lewat tulisan. Mungkin malesnya gara-gara bingung juga mau yang mana dulu ditulis, soalnya memang punya bayi itu seribu satu cerita sih. Setiap hari ada hal baru yang dipelajari. Apalagi buat keluarga muda seperti saya.
Entah mulai jam berapa pastinya kegiatan harian saya dimulai karena tidak jelas start dan finishnya. Sejak punya bayi, praktis kegiatan khususnya tidur di malam hari amat berkurang, jadi banyak meleknya untuk mengurus bayi. Mulai dari memberikan ASI, mengganti popoknya kalau dia pup atau ngompol di malam hari. Mata hanya terpejam selama bayi tertidur. Saking ngantuk berat dan nggak bisa tidur eh sekalinya tidur sampai nggak terasa lamanya hehehe…tau-tau terbangun lagi karena anak menangis. Biasanya bayi saya mulai gelisah ingin nenen atau pup pada saat subuh. Kira-kira jam 3 pagi mulai gelisah, kadang menolak diberi ASI. Kalau udah begitu, saya mesti menenangkannya sambil menggendong. Dengan mata terkantuk-kantuk, saya jalan mondar-mandir agar dia cepat tidur kembali. Beberapa kali berhasil tapi banyak kali usaha ini juga gagal. Alhasil subuh-subuh begitu, kami berdua malah bermain bersama, entahkah mengajaknya ngobrol atau memainkan sesuatu agar dia tidak menangis lagi. Jadi suasana kamar ramai karena teriakannya padahal di luar masih sepi. Biasanya setelah bosan, dia minta ASI sambil tiduran sampai dia pulas kembali. Masalahnya kadang kebiasaannya ini berlangsung hingga pukul 5 atau 6 pagi, saatnya mata ini harus benar2 terbuka karena mesti menyiapkan diri bekerja. Jadilah kantuk sering terbawa sampai kantor hehe…
Sebelum berangkat kerja, saya memastikan anak cukup minumnya jadi ketika dia saya tinggal bersama pengasuhnya, dia langsung bisa tidur nyenyak. Meskipun selama saya tidak di rumah, dia diberi susu formula paling tidak dalam hati ada sedikit kelegaan bahwa hari itu saya memberinya ASI juga. Sayangnya, kalau diperas ASI keluar sedikit. Rekor saya cuman sampai 80 ml, selebihnya hanya berkisar 20-60 ml. Buat bayi umur 3 bulan sungguh saya sadari itu masih sangat amat kurang. Biarpun tak cukup, asal ASI masuk saya sudah tentram bekerja. Sepulang kerja baru saya ‘balas dendam’ memberikan ASI. Kadang disambut baik tetapi tak jarang dia sudah tidur dan baru bangun malam hari. Kasihan juga rasanya.
Sekarang ini anak saya udah 3 bulan 3 minggu. Dia punya kebiasaan baru yakni mengisap jari-jari tangannya. Ini baru seminggu belakangan terjadi. Biasanya dia merasa gelisah lebih dulu, baru kalau sudah jari jemari masuk mulut, dia isap-isap sampai berbunyi ‘cup-cup-cup’ dan dia terlihat agak tenang. Parahnya kalau dicabut paksa isapan itu, dia bakal marah-marah atau menambah volume tangisnya. Melihat kebiasaan isep jari ini saya dan suami agak kuatir dan kasian juga. Takut lama-lama jadi habit dan bisa merusak jarinya. Dipasang sarung tangan pun, dia masih berusaha mengisap jarinya sampai-sampai kalau kelamaan biasanya dia lalu ingin hoek alias muntah. Karena kasihan, maka suami berinisiatif membelikan kempeng. Waktu saya cobakan, awalnya saya malah tertawa ngelihat mukanya yang innocent itu memakai kempeng, lucu sih. Dia coba adaptasi, memainkan kempengnya ke kanan kiri bahkan mencopotnya, lalu saya pasang lagi begitu seterusnya sampai dia mulai mengenyot si kempeng dengan damainya sampai tertidur.
Ada sih rasa bersalah, kok kayaknya ni anak saya bohongi gitu. Mana bentuknya itu lho, besar nutupin mulutnya yang masih mungil. Dia jadi nggak bisa bicara, sepertinya saya menutup kebebasannya berceloteh atau merengek. Kok egois amat ya rasanya? Ah pokoknya perasaan campur aduk deh. Padahal ini kami lakukan demi dia juga, hehehe..bingung jadi orang tua.
Kebiasaannya yang lain, sekarang dia suka mengepalkan tangan lalu memandangi kepalan itu lama-lama. Dia juga senang melihat gerakan-gerakan tangan saya. Ketika saya menggaruk kepala dia juga tertawa, entahlah apa arti tangan baginya hingga dia menganggapnya lucu. Oya, dia juga sedang suka memainkan ludahnya. Kadang sampai disembur-semburkan keluar, apalagi kalau sedang diajak ngobrol. Sambil mengoceh, kesempatan dia menyembur-nyemburkan ludahnya. Kalau sudah gitu, sambil bermain dengannya, saya siap dengan lap deh.
Begitulah bagi-bagi cerita saya kali ini tentang perkembangan si kecil. Bahagia sekali melihatnya. Saya sudah tak sabar menunggunya bisa tengkurap, duduk, berjalan, hehe…sekarang sih dia sedang usaha memiringkan badan dan sudah berhasil. Hanya saja kebiasaan dia kalau digendong masih dominan menengok ke kiri, susah diajak menoleh ke kanan. Kadang saya kuatir juga tapi biarlah untuk saat ini mungkin saya harus banyak bersabar menunggu tahapan-tahapan perkembangannya, sambil terus melatih dia.
Entah mulai jam berapa pastinya kegiatan harian saya dimulai karena tidak jelas start dan finishnya. Sejak punya bayi, praktis kegiatan khususnya tidur di malam hari amat berkurang, jadi banyak meleknya untuk mengurus bayi. Mulai dari memberikan ASI, mengganti popoknya kalau dia pup atau ngompol di malam hari. Mata hanya terpejam selama bayi tertidur. Saking ngantuk berat dan nggak bisa tidur eh sekalinya tidur sampai nggak terasa lamanya hehehe…tau-tau terbangun lagi karena anak menangis. Biasanya bayi saya mulai gelisah ingin nenen atau pup pada saat subuh. Kira-kira jam 3 pagi mulai gelisah, kadang menolak diberi ASI. Kalau udah begitu, saya mesti menenangkannya sambil menggendong. Dengan mata terkantuk-kantuk, saya jalan mondar-mandir agar dia cepat tidur kembali. Beberapa kali berhasil tapi banyak kali usaha ini juga gagal. Alhasil subuh-subuh begitu, kami berdua malah bermain bersama, entahkah mengajaknya ngobrol atau memainkan sesuatu agar dia tidak menangis lagi. Jadi suasana kamar ramai karena teriakannya padahal di luar masih sepi. Biasanya setelah bosan, dia minta ASI sambil tiduran sampai dia pulas kembali. Masalahnya kadang kebiasaannya ini berlangsung hingga pukul 5 atau 6 pagi, saatnya mata ini harus benar2 terbuka karena mesti menyiapkan diri bekerja. Jadilah kantuk sering terbawa sampai kantor hehe…
Sebelum berangkat kerja, saya memastikan anak cukup minumnya jadi ketika dia saya tinggal bersama pengasuhnya, dia langsung bisa tidur nyenyak. Meskipun selama saya tidak di rumah, dia diberi susu formula paling tidak dalam hati ada sedikit kelegaan bahwa hari itu saya memberinya ASI juga. Sayangnya, kalau diperas ASI keluar sedikit. Rekor saya cuman sampai 80 ml, selebihnya hanya berkisar 20-60 ml. Buat bayi umur 3 bulan sungguh saya sadari itu masih sangat amat kurang. Biarpun tak cukup, asal ASI masuk saya sudah tentram bekerja. Sepulang kerja baru saya ‘balas dendam’ memberikan ASI. Kadang disambut baik tetapi tak jarang dia sudah tidur dan baru bangun malam hari. Kasihan juga rasanya.
Sekarang ini anak saya udah 3 bulan 3 minggu. Dia punya kebiasaan baru yakni mengisap jari-jari tangannya. Ini baru seminggu belakangan terjadi. Biasanya dia merasa gelisah lebih dulu, baru kalau sudah jari jemari masuk mulut, dia isap-isap sampai berbunyi ‘cup-cup-cup’ dan dia terlihat agak tenang. Parahnya kalau dicabut paksa isapan itu, dia bakal marah-marah atau menambah volume tangisnya. Melihat kebiasaan isep jari ini saya dan suami agak kuatir dan kasian juga. Takut lama-lama jadi habit dan bisa merusak jarinya. Dipasang sarung tangan pun, dia masih berusaha mengisap jarinya sampai-sampai kalau kelamaan biasanya dia lalu ingin hoek alias muntah. Karena kasihan, maka suami berinisiatif membelikan kempeng. Waktu saya cobakan, awalnya saya malah tertawa ngelihat mukanya yang innocent itu memakai kempeng, lucu sih. Dia coba adaptasi, memainkan kempengnya ke kanan kiri bahkan mencopotnya, lalu saya pasang lagi begitu seterusnya sampai dia mulai mengenyot si kempeng dengan damainya sampai tertidur.
Ada sih rasa bersalah, kok kayaknya ni anak saya bohongi gitu. Mana bentuknya itu lho, besar nutupin mulutnya yang masih mungil. Dia jadi nggak bisa bicara, sepertinya saya menutup kebebasannya berceloteh atau merengek. Kok egois amat ya rasanya? Ah pokoknya perasaan campur aduk deh. Padahal ini kami lakukan demi dia juga, hehehe..bingung jadi orang tua.
Kebiasaannya yang lain, sekarang dia suka mengepalkan tangan lalu memandangi kepalan itu lama-lama. Dia juga senang melihat gerakan-gerakan tangan saya. Ketika saya menggaruk kepala dia juga tertawa, entahlah apa arti tangan baginya hingga dia menganggapnya lucu. Oya, dia juga sedang suka memainkan ludahnya. Kadang sampai disembur-semburkan keluar, apalagi kalau sedang diajak ngobrol. Sambil mengoceh, kesempatan dia menyembur-nyemburkan ludahnya. Kalau sudah gitu, sambil bermain dengannya, saya siap dengan lap deh.
Begitulah bagi-bagi cerita saya kali ini tentang perkembangan si kecil. Bahagia sekali melihatnya. Saya sudah tak sabar menunggunya bisa tengkurap, duduk, berjalan, hehe…sekarang sih dia sedang usaha memiringkan badan dan sudah berhasil. Hanya saja kebiasaan dia kalau digendong masih dominan menengok ke kiri, susah diajak menoleh ke kanan. Kadang saya kuatir juga tapi biarlah untuk saat ini mungkin saya harus banyak bersabar menunggu tahapan-tahapan perkembangannya, sambil terus melatih dia.
No comments:
Post a Comment