Tuesday, July 22, 2008

Tempat Baru, Awal Yang Baru

Ada yang mau saya bagi lagi nih. Hehe...yah maklum pendatang baru dalam dunia rumah tangga jadi ada aja yang pengen dishare. Begini ya rasanya berumah tangga, pisah dari orang tua dan betul-betul mengawali segala sesuatu dari nol bersama suami dan anak. Rasanya sangat 'lonely', biasanya dulu pas belum merit sedikit ada masalah saja suka curhat ke ortu. Sekarang udah suami istri, masa dikit-dikit datang ke ortu, lalu buat apa merit? Hehe...

Jadi ceritanya saya sekeluarga baru ini mesti pindah dari kota asal ke tempat yang baru. Ortu ngantar waktu proses pindahan itu. Begitunya ortu pulang, saya dan suami sempat menitikkan air mata bersama, mampu nggak ya membangun rumah tangga di tempat baru, memulai segalanya dari awal tanpa orang tua? Idih kayak anak TK nggak ditunggui ibunya pas sekolah ya? Tapi memang begitulah kejadiannya. Akhirnya demi membesarkan hati, kami berdua saling menyemangati diri, ayo kita bisa! Mungkin kami perlu beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga rasa asing dan sepi itu sedikit demi sedikit akan sirna seiring waktu.

Dan memang benar, baru sebulan di lingkungan baru kami sudah mulai dekat dengan tetangga kanan kiri. Suami sudah mulai ikut kegiatan bersama misalnya rapat bapak-bapak di kompleks tiap bulan atau kerja bakti. Saya pun sudah belajar ikut-ikutan arisan ibu-ibu PKK. Hehe...sesuatu yang dulu saya sangat hindari, yang namanya arisan itu. Apalagi kalau dengar lagu mars PKK didengungkan oleh sekumpulan ibu-ibu di kampung saya dulu, bawaan saya mencibir sambil meniru-nirukan nanananana....dengan PKK...(cuplikan lagunya yang paling saya hafal cuman belakangnya itu). Apa sih isinya arisan, paling bergosip. Gitu pikiran saya dulu. Eh nggak taunya sekarang giliran saya kena jatah nyanyiin mars itu. Dulu sih bisa berkelit, ogah ikut kumpul-kumpul ibu-ibu, wong belum menikah juga kan? Tapi sekarang? hm...mau berkelit apa lagi?

Selain itu saya dan suami menyadari di mana pun kami berada, kami selalu mengingat peribahasa "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Jadi kalau sekarang kami ada di tempat baru, kami lah yang seharusnya menyesuaikan diri dan mengikuti aturan yang udah lama berlaku di tempat baru itu. Meskipun awalnya canggung dan malas, tapi tanggung jawab sosial sebagai anggota masyarakat sebaiknya memang dilaksanakan (cieh bahasa mengajar :p).

Eh ternyata, ini masih nyambung dari arisan PKK tadi, anggapan saya tentang arisan PKK itu salah besar! Tidak ada tuh bergosip, malahan ibu-ibu biasanya ingin cepat pulang kalau lewat dari satu jam pertemuan, karena ya tau sendiri anak-anak di rumah menunggu entah untuk makan malam lah atau belajar (kebetulan arisan dilakukan pukul 4 sore dan berakhir biasanya jam 5). Dan di arisan yang saya ikuti, malah dikasih tau banyak hal seputar kehidupan berkeluarga, misalnya tips-tips merawat anak dan ada juga info kewanitaan yang sumbernya bisa dari majalah. Asyik juga ya. Hehehe...wah..saya ternyata terlalu skeptis, bawaannya curiga melulu terhadap kegiatan-kegiatan sosial macam arisan ini ya?

Lucunya ya pas di bagian harus menyanyikan lagu Mars PKK tadi. Untuk menyanyikan mars itu, ibu-ibu ini berdiri ya seperti kalau menyanyikan Indonesia Raya itu. Hihi saya geli deh, tapi ikut aja lah. Pas pada menyanyi, saya nggak tau syairnya. Alhasil saya cuman bersenandung dalam hati, nananananana....dengan PKK...itu aja bagian yang saya hafal, paling belakang. Wah malu juga rasanya, tapi wajar kan, pendatang baru :p

Begitulah kisah saya kali ini, tentang pengalaman pertama jadi anggota arisan PKK. Semoga bermanfaat ya. Kalau ada pengalaman lain dari ibu-ibu atau mbak-mbak yang lain, silakan bagi juga ya, sekalian kalau ada yang tahu syair lagu Mars PKK, bisa kasih tau saya? Terima kasih....

No comments: