Judul di atas bukan untuk digeneralisasikan pada semua anak-anak kos. Cuma buat kasus saya kok. Siapa tuh musuh besar anak kos seperti saya? Begini, selama 9 tahun menjalani kehidupan sebagai anak kos, perinciannya : 4 tahun ngekos pas mahasiswa, trus ketambahan 4 tahunan ngekos waktu udah kerja, saya memutuskan kalau musuh besar bisa dikategorikan sebagai musuh utama adalah : KECOA dan SAKIT.
Mari kita bahas satu-satu.
Kecoa. Mengapa mahkluk ini saya resmikan sebagai musuh utama? Alasannya simple, rasa geli aja melihat hewan ini merambat. Apalagi kalau kecoa ini punya keahlian terbang, nangkepnya susah. Kedua, hewan yang cocok pada situasi kamar mandi dan got ini amat gemar mengeluarkan bau ‘sedap’ yang bisa menempel pada semua benda. Bisa di gelas, piring bahkan pakaian di lemari baju. Paling puas kalau melihat kecoa yang saya buru, tergelepar dengan tubuh terbalik (harusnya ini disensor karena melanggar perikehewanan). Biasanya kecoa yang demikian akan berusaha membalikkan kembali tubuhnya dengan susah payah. Nah, kalau sudah begitu sukses deh saya mengusirnya dari kamar (dalam kasus kecoanya masuk kamar).
Ngomong-ngomong kecoa masuk kamar, ini kasus yang paling sering saya alami. Jangan menuduh saya orangnya jorok ya, pada satu waktu mungkin saking malasnya bersih-bersih tapi nggak kebangetan lah. Saya pernah berupaya menutup semua lubang kamar termasuk lubang ventilasi udara dengan Koran agar sang kecoa tidak gemar masuk kamar. Sampai saya rela bernapas dengan udara yang itu-itu saja berputar di kamar akibat lubang ventilasi tertutup. Tapi….itu tidak berhasil. Kecoa ada aja cara masuknya, mereka (kecoa berganti-ganti, tidak serombongan kok) memanfaatkan waktu lengah saya ketika membuka pintu kamar barang sebentar. Menyebalkan kalau sudah memergoki kecoa jalan di pinggir tembok atau di lantai. Bawaannya pengen mengenyahkan dengan sapu lidi yang biasanya saya pakai buat mbersihin dipan. Suatu kali saya berpikir darimana kecoa bisa masuk, ternyata usut punya usut, kecoa tuh seperti tikus curut yang bisa menggepengkan badannya setipis mungkin buat nyelinap ke bawah lubang pintu atau lubang sempit lainnya. Aih…aih…
Cara konvensional dengan sapu lidi itu yang sampai sekarang saya pertahankan karena dengan kapur barus atau kapur serangga nggak mempan, kecuali saya menggarisi seluruh kamar dengan kapur kali ya?
Insting saya terhadap adanya hewan ini mulai terasah sekalipun dalam keadaan lampu dimatikan. Apalagi kalau tidak ada suara radio atau TV. Saya bisa sedikit membedakan, kalau ada suara kresek-kresek di kamar itu disebabkan oleh cicak atau kecoa. Kalau cicak sih nggak masalah, tapi kalau kecoa maka radar insting saya langsung mengarah pada status waspada. Pernah, di kamar kos saya belum lama ini, ketika tertidur lelap dan dalam keadaan lampu dimatikan, saya tiba-tiba terbangun dan sekelebat dalam kegelapan yang agak remang karena sorotan lampu di luar kamar, saya memergoki seekor kecoa merembet di samping kiri saya! Spontan saya beranjak dari dipan dan menyalakan lampu. Si kecoa sudah melesat ke sudut ruangan yang agak sulit dijangkau sapu. Kalau sudah begini, jurus andalan saya muncul. Memegang sapu sambil duduk di kursi dengan kaki di diangkat sambil mata melebar menepiskan kantuk untuk menyatroni si kecoa. Hanya beberapa kali sukses, selebihnya saya memutuskan tidur dengan lampu dinyalakan kembali dan teteep sapu lidi di tangan.
Musuh kedua adalah sakit di kos-kosan. Mungkin kalo yang ini semua rata-rata anak kos apalagi perantau dari jauh, merasakan hal yang sama. Kalau lagi sakit, bawaannya ngenes banget. Apalagi kalo pas weekend di mana teman-teman kos yang rumahnya nggak jauh-jauh amat, banyak yang pulang kampong. Teman dekat nggak ada di tempat, aduuuuh pastilah sorangan merasa paling menderita di dunia. Baru kerasa kalau orang lain itu sangat berarti ya pas sakit dan seorang diri itu. Bangun ambil air putih aja rasanya nggak mampu. Badan serasa ditumpuki bebatuan. Apalagi harus beli makan keluar kos. Mau bikin mi sendiri berdiri aja lemes, ah pokoknya nggak asik banget deh musuh yang satu ini (sapa suruh sakit ya?). Namanya juga lagi dapet kesempatan ‘istimewa’ ngrasain nikmatnya sehat, sekali waktu anak kos pasti sakit. Dan itu saya alamai beberapa kali, belum lama ini juga saya kena diare di kos. Wah nggak tanggung-tanggung saya ngitungnya ada 7 kali bolak-balik ke kamar mandi. Pas hari libur pula. Waktu itu liburnya hari kamis, jelas Jumatnya harpitnas jadi teman-teman kos banyak yang mudik long weekend. Sekali dua kali ke kamar mandi sih masih bisa bertahan. Eh ,masuk level 4 ke atas, barulah terasa tubuh seperti limbung. Dengan kekuatan penuh saya pompa sedikit sisa tenaga untuk hunting makan siang yang dipaksakan masuk mulut kalo nggak mau pingsan karena kelaparan.
Yah begitulah, boleh deh tanyakan pada anak kos yang lain apakah dua musuh besar saya itu juga jadi musuh mereka juga. Sapa tau ada benarnya, yoi nggak Sob ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Hehehehe... sakit & kecoa kayaknya bukan musuh gw deh sebagai anak kosan jg di Jkt. Musuh yg paling utama bagi gw adalah "Jenuh" alias bosan dan "Bokek" alias lg ga ada duit simpenan.
Emank mungkin beda antara anak kosan yg lg kuliah dan anak kosan yg lg kerja. Gw bisa seharian di kosan yah paling cuma hari Minggu. Selebihnya waktu ada di Kantor dan di jalanan.
Moga ga sakit2an lg yah
Btw.. gw cuma punya blog tempat gw naro puisi2
Ciaow!
Post a Comment