Helooo....
Keluarga kecilku |
Memencet keyboard untuk menulis
itu perjuangan banget. Coba tengok kapan terakhir saya menulisi blog ini. Tahun
2009!! Ya, it was soooo long time ago! Saya nggak percaya produktivitas menulis
saya drop alias terjun bebas sebebas-bebasnya. Nggak sempat. Terlalu sibuk.
Nggak ada ide. Itu semua alasan untuk mengatakan saya malas. Padahal ada
berdus-dus kisah yang sayang banget dilewatkan begitu saja. Dan jika harus
merewind atau putar ulang rasanya nggak segreget saat peristiwa itu terjadi.
Nyesel...nyesel banget. Pas buka blog ini dan baca beberapa cerita masa lalu,
sungguh ternyata bikin kenangan itu terasa nempel banget. Baper istilah
sekarang. Membaca judul oleh-oleh cuti yang berisi pengalaman melahirkan
misalnya, bikin saya ikut merasakan lagi masa-masa jadi ibu baru. Tulisan saya
bernyawa banget minimal buat saya hehe...jadi menyesal banget rasanya. Dari
tahun 2010 sampai 2016 banyak banget yg mesti diceritakan. Tapi dari mana ya? Oke saya coba rangkum dalam beberapa bagian ya.
Terakhir saya nulis di th 2009
itu masa-masa galau antara saya dan anak ikut suami ke Palangkaraya Kalimantan
Tengah (kota asalnya) untuk bekerja, atau tetap tinggal di Jawa dan LDR sama
suami. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya putuskan mengikuti suami
pindah ke Palangkaraya catatannya saya harus bekerja juga. Puji Tuhan kami berdua dapat anugerah bisa
sama-sama jadi PNS di sini. Beralih
atmosfer mulai dari lingkungan rumah baru, keluarga besar baru, sampai dunia
pekerjaan yang nggak pernah terpikirkan sebelumnya. Jadi PNS, dulu ketawa sih,
nggak suka lihat seragam coklat. Maklum dulu kerja di LSM, yang sering dibilang
oposisinya pemerintah. Lha kok endingnya kecemplung juga di dunia ini. Awalnya
karena terpaksa karena disuruh ikut tes CPNS. Pikir-pikir ya sudahlah nggak ada
ruginya juga. Nothing to lose. Nggak lolos juga no problem. Malah sebelum
pindah, pikiran saya udah pengen kerja di lembaga konservasi macam BOS (Borneo
Orangutan Survival) aja, lebih suka dunia yang tidak berhubungan kaku dengan
birokrasi. Tapi entah Tuhan mungkin punya rencana lain, akhirnya saya nyemplung
di dunia birokrasi juga. Awal kepindahan berat badan turun drastis jadi
langsing hehe...karena kondisi psikologis yang terpengaruh akibat perubahan
mendadak, terutama di dunia kerja. Bayangkan, biasa menghadap laptop, menulis
laporan, menyusun buletin, melakukan perjalanan ke wilayah pelayanan lembaga
dulu, kemudian tiba-tiba berseragam coklat khaki ala PNS itu, duduk manis di
belakang meja, tidak ada fasilitas satu pun kecuali meja kursi itu, diam hanya
bicara kalau ada kawannya, dan disuruh fotokopi aja. Stress adanya juga,
pokoknya masih penuh dengan tidak krasannya. Tapi harus bertahan demi survive
dapur keluarga baruku. Belum lagi harga-harga di Palangkaraya yang jauh beda
dengan di Jawa. Baru sadar dulu kurang bersyukur ya waktu tinggal di Jawa bisa
beli ini itu dengan harga super miring. Makan di sana delapan-sepuluh ribu udah
dapet menu lengkap plus air teh, di sini harus merogoh kocek 25ribu an untuk
menu normal alias pakai lauk ayam atau telur. Btw, di sini tempe dikategorikan
bukan lauk haha...itu cemilan. Jadi kalau saya makan sayur pakai tempe, masih
akan ditanya “Ikannya apa?”
Masalah sandang juga begitu, sy
masih ingat beli hem batik di Ramayana seharga 50ribu, itu udah bagus bahannya,
awet pula sampai sekarang. Di sini jangan cari baju batik seharga itu.
Rata-rata harganya 100rb an ke atas untuk sepotong hem batik. Itu pun bahannya tidak
terlalu bagus karena dicuci mesin sekali aja bisa robek. Masalah rekreasi juga
hal berikutnya yang bikin bete awalnya tinggal di sini. Minim sekali
tempat-tempat wisata. Di sini lebih banyak wisata alamnya, kolam mancing,
sungai besar dan taman kota. Mal besar tidak ada, hanya supermarket dan mal berukuran
sedang, kabar baiknya ada bisokop 21!
Dalam hal penyesuaian, bisa
dikatakan sy lumayan lama menerima kenyataan haha...kurang lebih 2 tahun baru
saya bisa sangat menikmati irama hidup di kota ini. Lambat laun berat badan
mulai normal kembali dan malah over haha...apalagi setelah melahirkan anak
kedua pada tahun 2014 lalu.
Dua anak saya, Valereo dan Gracia |
Anak kedua saya perempuan,
namanya Gracia Renanda Tumon. Lahir tanggal 29 Agustus 2014 di sebuah klinik
bersalin. Jarak dengan kakaknya terbilang lama, kurang lebih 6 tahun. Jadi anak
kedua ini memang permohonan doa yang dikabulkan Tuhan, setelah lama rindu suara
bayi lagi dan merasa anak pertama sudah siap dengan adik baru. Lengkaplah
keluarga kecilku sekarang, dua anak laki dan perempuan, Puji Tuhan... (bersambung)
No comments:
Post a Comment