Suasana kerja pun lambat tapi pasti
sudah mengalami banyak perubahan. Dulu yang saya rasa tidak ada pekerjaan,
ternyata adalah proses sementara saja, yang notabene dialami CPNS baru, semacam
perploncoan halus lah hehe...bosan bikin stress kalau biasa kerja di swasta
yang dintuntut target dan berdinamika. Di dunia PNS awalnya terasa flat banget.
Tapi semakin ke sini, pimpinan mulai memberi tugas dan tanggung jawab baru.
Setahun pertama yang membosankan, berubah jadi tahun-tahun penuh kerja keras! Awalnya
tahun 2011 saya diminta mengerjakan perencanaan. Bukan masalah karena dulu pun
saya belajar menyusun perencanaan program di kantor lama, jadi masih bisa
sedikit diterapkan. Mulai dari menyusun Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja (Renja) sesuai Visi Misi SKPD, menerjemahkannya dalam program/ kegiatan
sampai pada penyusunan RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) dan DPA (Dokumen
Pelaksanaan Anggaran). Biasanya tugas ini saya kerjakan bersama dua rekan
lainnya di tengah tahun dan akhir tahun. Tengah tahun mulai membahas RKA untuk
tahun depannya lagi. Akhir tahun membahas DPA Perubahan. Dari situ saya belajar
bagaimana anggaran itu diproses, digodok melalui pembahasan berulang kali
bersama DPRD, direvisi untuk kemudian disahkan. Cukup rumit prosesnya untuk
sampai pada pengesahan. Bolak balik diinput ulang dalam aplikasi jika
diperlukan. Malam hari pun kadang harus turun kantor untuk mengerjakan
perubahan. Kadang kala tugas ini menimbulkan percekcokan dengan suami karena
tugas domestik saya terganggu jika harus mendadak turun kantor di hari libur
atau malam hari. Berutung dua kawan saya laki-laki semua, mereka memahami
keadaan saya dan menggantikan posisi saya jika tidak bisa.
Belum lagi ditambah tugas sebagai
sekretaris Kepala Biro (Karo) kala itu. Makin menambah volume kerja saya.
Setiap hari saya mengurus keluar masuk surat dan dokumen penting lainnya untuk
Karo. Mendisribusikan surat tersebut jika sudah diberikan lembar disposisi
(petunjuk) dari pimpinan ke bagian lain di kantor. Saya dulu masuk kantor pagi sekali, jam 6.30
sudah ada di meja kerja, pokoknya kalau bisa sebelum bos datang, dan pulang
ketika bos sudah pulang juga kira-kira jam 16.00 bisa juga lebih jika bos masih
betah di ruangan. Terkadang iri juga melihat kawan-kawan bisa mobile ke sana
kemari. Sebenarnya bos itu fleksibel juga, boleh kok datang terlambat atau
pulang lebih dulu asal memberi tahu. Tapi saya aja yang nggak enak hati. Kala
itu bos saya banyak hehe...ada Kepala Sub Bagian dan Kepala Bagian, plus Kepala
Biro itu. Untunglah mereka asyik aja, paham dengan keadaan anak buahnya ini.
Meskipun banyak yang dikerjakan
tapi saya senang karena merasa makin ada dinamika kerja dan saya lebih senang
capek karena kerja daripada capek karena seharian duduk manis. Gaji mulai
stabil di tahun kedua bekerja karena sudah sah menjadi PNS setelah melalui
Diklat Pra jabatan selama 2 minggu. Proses panjang menjadi PNS berakhir
menyenangkan, paling tidak waktu itu sudah bisa menyusun keuangan rumah tangga
disesuaikan dengan jumlah gaji baru yang dua koma (waktu CPNS masih satu koma).
Barang-barang aset daerah yang udah rusak kayak gini pun hrs terdata dan dilaporkan. |
Di tahun yang sama, tugas
tambahan lainnya diberikan bos, yakni menjadi Pengurus Barang (Aset Daerah).
Awalnya iya iya saja. Saya pikir masih bisa lah saya kerjakan di antara dua
tugas lainnya itu. Semakin hari ternyata beban kerja saya bertumpuk dan rasanya
tidak sanggup lagi untuk melaksanan semuanya. Saya mulai merasa ada yang salah
kalau saya mengerjakan semua. Artinya distribusi pekerjaan tidak berjalan baik,
dan parahnya saya menyanggupinya terus. Berarti saya juga salah. Akhirnya beban
kerja itu mulai ringan ketika saya hamil anak kedua di tahun 2014 itu. Bos
mendelegasikan tugas perencanaan ke kawan pegawai baru di kantor. Tugas
kesekretariatan untuk Kepala Biro juga dibebaskan dari saya. Jadi praktis saya
hanya menangani masalah barang alias masih menjadi pengurus barang sampai
sekarang.
Pernah mengerjakan tugas
administratif mengajarkan saya banyak hal. Dalam hal surat menyurat misalnya,
ternyata ada tahap-tahap yang harus dilewati sepucuk surat sehingga sampai
kepada pimpinan tertinggi (Gubernur) dan sebaliknya dari Gubernur kepada
masyarakat. Tahapan itu dinamakan disposisi. Setiap lembar disposisi mengandung
arahan dari pimpinan di tiap bagiannya. Surat/dokumen dibuat dan diketahui mulai
dari staf pelaksana, Kasubag, Kabag, Kepala Biro, Asisten Sekda, Sekda,
Gubernur dan sebaliknya jika sudah diacc alias oke, akan diturunkan lagi dari
Gubernur ke SKPD sebagai leading sectornya, di sana surat akan diproses ke
bagian-bagian lagi sampai direspon sesuai harapan. Pokoknya memang itulah
birokrasi sejatinya tahap-tahapan yang bikin lama proses, tapi apa boleh buat
demikianlah sistem berlaku.
Dalam hal mengurus barang saya
jadi tahu ternyata kursi yang saya duduki ini dibeli dengan uang negara, oleh
karena itu setiap barang di kantor ini harus didata dan selalu diawasi pindah
tangannya. Prosesnya lebih rumit daripada surat menyurat atau perencanaan,
karena setiap melakukan pencocokan data, bisa empat lima kali berubah! Ini
karena kroscek bertahap (lagi), jadi nggak heran kalau akhirnya banyak file
dengan nama mirip. Udah final, final 1, final 2, final yg dipakai
halaah...lebih njelimet menurut saya. Belum lagi jika ada pemeriksaan dari
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setiap tahunnya, siap-siap aja jadi sampel.
Mereka akan memeriksa setiap barang yang diakui sebagai rusak berat dan akan
dihapuskan, mana barangnya. Ya kalau barang baru masih bisa ditelusur, lebih
banyak barang lama alias warisan dari jaman bahula, pening kalau udah
gitu. Begitulah serba-serbinya pekerjaan
baru saya di kota yang baru Palangkaraya.
Kalau ada yang menilai PNS itu
suka makan gaji buta, beberapa ada benarnya tapi setelah saya nimbrung
jadi PNS, anggapan itu tidak seluruhnya benar. Masih lebih banyak lagi PNS
dengan dedikasi kerja tinggi lho. Tanpa bermaksud menyombongkan diri tentu saja,
saya masih jauh lah di banding kawan PNS lainnya di kantor. Mereka bahkan
sesuai tugasnya harus merelakan banyak waktu tersita di kantor seperti bagian
keprotokolan misalnya. Kalau saya, ada atau tidak ada kerjaan, saya memang
tipenya suka ke kantor haha...saya menyebutnya me time. Di kantor disamping
mengerjakan tugas, bisa ngobrol dengan kawan sekerja, bisa internetan juga,
pokoknya bekerja itu asyik menurut saya, daripada cuma duduk-duduk atau tiduran
aja. Meskipun kalau dapat libur jelas senang juga lah....pas hari kerja, ya
kerja aja gitu. (*)
No comments:
Post a Comment